Sunday, 5 April 2015

11:26:00
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dinas Kesehatan Peringatkan Potensi Penyakin Demam Berdarah.
SAUMLAKI - Peralihan musim antar musim hujan dan musim panas sesuai proteksi ilmu kedokteran, selalu memberi ruang yang lebar bagi mewabahnya penyakit-penyakit menular di masyarakat.

Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah (DBD) yang berpotensi terjadi di kala masa peralihan musim itu tiba.

Kepada wartawan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dr. Juliana Ch. Ratuanak mengatakan sesuai data yang dimiliki, tahun 2014 lalu banyak mencuat kejadian luar biasa yaitu diare. Setelah diintervensi dengan adanya pemberian bantuan pembangunan jamban keluarga bagi sejumlah desa yang berpotensi, ternyata berhasil menekan angka penderita diare.

Meskipun tahun ini kasus diare variasinya menipis namun menurut dia, yang diantisipasi penyakit Demam Berdarah (DBD).

Hal ini terbukti dari adanya penurunan angka penderita penyakit Malaria, dimana potensi DBD sangat tinggi berpeluang terjadi.

Beberapa waktu lalu, telah dilakukan penelitian oleh Prof. Supratman bersama timnya, ternyata nyamuk DBD sangat banyak ditemukan di lingkungan masyarakat.

Wilayah yang masuk kategori lampu merah DBD di saat ini adalah wilayah kecamatan Tanimbar Selatan, sehingga pihaknya sementara bekerja keras mensosialisasikan upaya pencegahan DBD bagi masyarakat di beberapa tempat sebelum DBD benar-benar terjadi.

“Hati-hati karena daerah ini cukup terbuka untuk orang masuk keluar. Hati-hati ada yang datang bawa bibit itu dan ketika nyamuk menggigitnya dan pindahkan ke orang lain maka kena. Ini sudah pernah terjadi di tahun 2012, dan di tahun 2013 kemarin dan akhirnya kami melakukan penyemprotan,” ungkapnya.

Untuk itu, Pemda MTB melalui Dinkes telah memprogramkan pengadaan kelambu anti nyamuk atau kelambu berinsektisida untuk masyarakat di setiap wilayah kecamatan dan desa di MTB.

Meskipun tidak memperinci berapa banyaknya kelambu anti nyamuk tersebut serta ukurannya namun dr. Yuliana Ratuanak memastikan akan disebarkan bagi masyarakat di awal tahun ini.

Selain pembagian kelambu anti nyamuk kepada masyarakat, sejumlah wilayah yang masuk kategori lampu merah tersebut akan dilakukan pengasapan atau foging untuk membunuh nyamuk DBD.

“Kami akan melakukan itu juga sambil melihat kalau angin terlalu banyak maka percuma kalau kita menyemprot karena akan terbawa angin dan sasaran kita tidak tercapai. Kita tunggu diakhir musim hujan, banyak air yang tergenang dan disitu terjadi tempat-tempat bersarangnya nyamuk. Disaat kondisi angin sudah mulai berkurang maka disaat itu pula kita lakukan penyemprotan,” jelasnya.

Ratuanak berharap agar perang melawan DBD bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah melainkan adanya perhatian dan partisipasi seluruh masyarakat.

Partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah melakukan gerakan 3 M serta semakin meningkatkan upaya pembersihan lingkungan tempat tinggal agar tidak kotor dan dengan mudah menjadi sarang nyamuk.

Kepada instansi pemerintah, sekolah-sekolah, instansi swasta dan semua pihak untuk perlu memprogramkan hari-hari khusus untuk pembersihan lingkungan sebagai gerakan bersama yang edukatif untuk bisa mendorong pribadi-pribadi tertentu yang oleh karena malas sehingga lingkungannya semakin kotor dan menjadi tempat bersarangnya nyamuk DBD.

Mantan aktivis PMKRI ini juga berharap agar media masa juga turut terlibat dalam perang melawan DBD dengan cara menyosialisasikan dampak dan bahaya dari gigitan nyamuk DBD kepada masyarakat, teristimewa masyarakat yang berada di pelosok desa dan dusun di MTB.

Dia meyakini, bahwa hanya dengan sosialisasi termasuk dengan adanya peran serta media masa maka masyarakat bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Berdasarkan data yang dihimpun di beberapa kecamatan pekan kemarin, ternyata ribuan kelambu anti nyamuk sudah di salurkan kepada masyarakat.

Salah satu warga desa Lemdesar di kecamatan Tanimbar Utara kepada Dhara Pos mengaku senang dengan adanya pembagian kelambu anti nyamuk tersebut oleh Pemda MTB.

Sumber yang tidak mau dikorankan namanya ini mengaku sangat puas dengan kualitas kelambu saat di gunakan.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga desa Arui Das – kecamatan Wertamrian.

“Kelambu yang katong dapat dari Pemda MTB ini paling bagus bu, nyamuk seng bisa dekat lae jadi katong kalau tidur seng perlu khawatir lae deng nyamuk,” ujar sumber yang juga tidak ingin dikorankan namanya itu. [Dharapos]