![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLP3HCqGhyphenhyphenywBz_AhQr903j1QCLiswLVDRJPuPaJH2ROH9oCA0Hsvx0RQKcNsS-NmzWgQN3tYl-gxDfvyVaGyh12E_5mW-MZSuKY9FAvkWif7tRyDmqB9iDdwWI8553dlZXQ2q8pIgzdG5/s640/Bahasa+Daerah+di+Maluku+Terancam+Punah.jpg)
kepala kantor bahasa maluku, Asri kepada pers di sela- sela acara pembukaan seminar mengakui, dari puluhan bahasa yang dimiliki provinsi maluku, lima bahasa yakni 4 di kabupaten buru dan satu di kabupaten sbb telah puna, sementara di daerah lain ternacam puna. "yang menjadi tolak ukur terancam punanya suatu bahasa yakni para penutur usia muda sudah tidak fasi berbahasa daerah sehingga saat mereka menajdi orang tua, sudah tidak bisa mengajarkan bahasa daerah kepada anaknya, dengan demikian pada saat itu bahasa daerah terlebih di Maluku dapat dinyatakan puna. padahal,, menjadi masyarakat dunia dengan identitas kita sebagai orang maluku bukan orang lain adalah sebuah prestasi membanggakan yang patut dijaga dan dilestarikan" ungkap Asri penuh harap di sela- sela acara pembukaan seminar nasional (01/11).
Asri mengatakan, untuk mencega kepunahan bahasa daerah, kantor bahasa maluku sementara melakukan kampanye kepada generasi muda agar bersikap positif terhadap bahasa daerah serta bangga dengan bahasa daerah karena bahasa bukan hanya alat komunikasi melainkan identitas suku bangsa.
"kami terus melakukan kampanye kepada masyarakat maluku, terutama generasi muda yang merupakan penerus daerah ini, agar mencintai dan bangga menggunakan bahasa daerah sebagai identitas diri, karena dengan menggunakan bahasa daerah kita dapat membangun daerah ini" tuturnya.
Diakhir pembicaraan, kepala Kantor Bahasa Maluku, Asri mengatakan, peserta seminar nasional bahasa dan satra merupakan perwakilan guru, dosen, seniman, pemerhati serta pemakalah dari sejumlah daerah di indonesia, yang berjumlah ratusan orang, dan akan berlangsung selama dua hari dengan mendatangkan sejumlah narasumber handal di indonesia. (rri)