![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1n-Wp2KjwpMCv6IcOqenIXKROMjTE2aTdGPVl8sfrUElrZj_ErAqz3QWa_QXeeoLdnHXcMsirw7KW1Fm5Gw8evNAirV54Pio49ax6MXczrQH0Jflk5rIF-3wB25-lqdmR9Oua9KGlcaE/s320/kedaton+sultan+ternate.jpg)
Di hari terakhir kunjungan ke Ternate, para Laskar Gerhana detikcom yang didukung oleh Kementerian Pariwisata, Bakamla serta maskapai penerbangan Sriwijaya Air berkesempatan mengunjungi Kedaton Sultan Ternate untuk menemukan beragam warisan peninggalan Kesultanan Ternate. Aroma daun pandan sangat terasa dihidung sewaktu para laskar gerhana memasuki tiap ruangan kedaton. Memang daun pandan terlihat di tabur di tiap meja-meja di tiap ruang kedaton.
Berlokasi di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Museum Memorial Kedaton Sultan Ternate merupakan museum sejarah karena koleksi yang dipamerkan adalah benda-benda yang berasal dari Kesultanan Ternate dan dari sisa perang pada masa kedatangan orang-orang Eropa di Maluku dan Maluku Utara pada abad ke-15.
Museum ini berbentuk segi delapan dibangun tahun 1813 oleh seorang arsitektur asal China. Berlokasi di bukit Limau dengan bentuk menyerupai seekor singa yang sedang duduk bertopang dengan kedua kaki depannya menghadap ke laut dan dilatarbelakangi Gunung Gamalama. Seorang abdi dalam keraton, Bapak Philip yang hampir 39 tahun mengabdi menuturkan bahwa, di antara koleksi berbagai peninggalan bangsa Eropa, museum ini juga memiliki sebuah mahkota yang unik dan sakral yang tidak dimiliki istana lainnya di Indonesia, bahkan di dunia.
Itu karena mahkota ini memiliki rambut yang dapat tumbuh layaknya manusia sehingga menjadi satu kewajiban untuk melakukan upacara ritual istampa atau pemotongan rambut mahkota setiap satu tahun sekali setiap hari raya Idul Adha. Mahkota ini diperkirakan telah berumur 500 tahun sejak sultan yang pertama berkuasa. Tapi sayang, pada saat kunjungan laskar gerhana mahkota tersebut tidak diperlihatkan kepada pengunjung.
Museum Memorial Kedaton Sultan Ternate memiliki banyak koleksi mulai dari benda geologi, arkeologi, etnografi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, teknologi, seni rupa, hingga keramik.Dibangun 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali dengan luas bangunan 1500 m² di atas tanah seluas 1,5 h.
Bangunan Museum Memorial Kedaton Sultan Ternate adalah salah satu Istana Kesultanan yang menjadi situs peninggalan sejarah dan harus dilindungi dan dijaga dari kerusakan, dilestarikan dan dimanfaatkan sesuai Undang-undang Benda Cagar Budaya. Di dalam kedaton Anda dapat melihat benda-benda peninggalan milik kesultanan yang khas serta bernilai sejarah seperti mahkota dan Al-Quran tulisan tangan yang tertua di Indonesia serta berbagai peralatan perang.Di depan istana terhampar lapangan Sunyie Ici dan Sunyie Lamo yang biasanya dipergunakan untuk prosesi upacara adat.
Pengaruh Ternate sebagai kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terasa. Bentuk organisasi kesultanan serta penerapan syariat Islam yang diperkenalkan pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin kemudian menjadi standar yang diikuti semua kerajaan di Maluku.
Selain itu keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugis tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pihak pribumi Nusantara atas kekuatan Barat. Kemenangan rakyat Ternate tersebut telah menunda penjajahan Barat di Nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam di Indonesia Timur. (detik)