![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG2081k8Wq9g21R_h2BqMhD_pe3_g4HUHqmQGmBA3jQqjRbw3tJXfrsFwk5-omM0PpeEHMSjqIMN9hm9MPtCXMmDPDn_SJiG7EIanIGSrKxfj1vs5FKT09-7AxkrE6glzyIG3LqpprV635/s400/gafatar.jpg)
Kepala Dinas Sosial Kota Ambon, Wa ode Muna di Ambon, Selasa, mengatakan penanganan eks gafatar akan melibatkan pihak terkait dalam upaya mengembalikan warga pada kehidupan normal, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun keagamaan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon telah melakukan koordinasi dengan Dinsos kabupaten/kota di Maluku yang ada warganya masuk pengikut Gafatar.
"Kami berkoodinasi untuk melakukan pembinaan terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke masyarakat. Dari 18 eks Gafatar terdiri dari orang tua dan anak-anak yang akan kita Bina secara perlahan," katanya.
Menurut dia, jumlah warga eks Gafatar yang kembali ke Kota Ambon sebanyak 18 orang atau enam kepala keluarga.
Warga eks Gafatar tersebut berasal dari sejumlah daerah yakni Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB) dan Kota Ambon.
"Penyerahan eks Gafatar Kabupaten SBT dan SBB telah dilakukan hari ini ke pemkab setempat, sisanya 12 orang warga Ambon akan diserahkan ke Pemkot Ambon Rabu (3/2)," katanya.
Enam kepala keluarga atau 18 jiwa eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara tiba di Kota Ambon, Maluku, Senin petang.
Sebanyak 18 eks pengikut Gafatar itu tiba di Bandara Internasional Pattimura Ambon dengan pesawat Lion Air JT 786.
Mereka selanjutnya ditampung di Balai Diklat Kantor Kementerian Agama Wilayah Maluku di Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon.
Sebanyak 18 eks pengikut Gafatar itu teridentifikasi yakni Arafik Lessy (31), Muhammad Guntur (25), Ardi (26), Aisyah(20), Ajazzirah Messiana (0,5), Hajun Ardihariy (26), Narson Ardihariy (23), Zulkiardikar (22), Abdila Wagola (24) dan Hartati Jafar (24).
Selain itu, Hamdan Tanassy (24), Hajar Angkotaran (24), Erwan Banea (37), Fauzia Banea (32), Inkana Dewanti Banea (15), Nur Pratiwi Jaya (25) serta Muhammad Ardi Kurniawan (28). (Antara)