![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9A3DGLY_1RdVLwdSqo0KN7Rv5TNIYBdsStfiS5xC3VY2ilDePmzfi6w0G6SrgG8cRGcUiMHQNusAqBQfYl-SjLuZOcvHJrzW0-IeGeURibLTtv1ePwhz3v1V4IiYIFUW5x7FZ4XK14HWS/s320/blok+masela.jpg)
"Fokus terakhir ini terbaca melalui 'slide'-nya bahwa laut dan darat sama saja karena tetap ada manfaat gandanya bagi rakyat setempat," ujar Orno.
Masalah dan Harapan Paling tidak terdapat tiga permasalahan orang Maluku untuk kondisi saat ini seperti persoalan kemiskinannya yang masih sekitar 19 persen dan berada pada urutan keempat dari seluruh provinsi di Indonesia.
Kemudian kontribusi sektor industri pengolahannya sekitar 4--5 persen dalam perekonomiannya, serta akses kebanyakan penduduk terhadap hasil pembangunan masih sangat terbatas.
"Jika persoalan yang ketiga ini masih terus terjadi, bolehlah kita menjawab pembangunan belum berhasil sebab rakyat masih 'sulit' menikmati hasil pembangunan," katanya.
Sangatlah wajar jika rakyat Maluku melalui para pemukanya meminta ada yang dibangun di darat karena mayoritas penduduk miskin di Provinsi Maluku berada pada wilayah pesisir.
Kalau demikian, mereka berharap manfaat gandanya bisa membantu mengurangi penduduk miskinnya walau orang Maluku sadar tidak serta-merta orang miskin turun melalui eksplorasi gas abadi Blok Masela seperti membalikkan telapak tangan.
Paling tidak, peluang kerja semakin bertambah dan masyarakat kecil dapat berpartisipasi sekecil apa pun.
Menyinggung soal kontribusi sektor industri pengolahan dalam ekonomi nasional, dia mengatakan bahwa hal itu sudah menjadi keluhan nasional, padahal andilnya mencapai sekitar 21 persen dalam ekonomi Indonesia.
"Kalau di tataran nasional terjadi keluhan tentang hal ini, apalagi orang Maluku yang andil sektor tersebut sekitar 4--5 persen dalam perekonominya," jelas charles.
Mudah-mudahan ada manfaat "penarik" untuk bertambahnya pasokan lisrik yang memungkinkan aktivitas industri rumah tangga guna memenuhi "demand" (permintaan) karyawan Blok Masela akan bahan makanan siap saji dan efek ikutan lainnya.
Permasalahan berikutnya, yaitu akses terhadap hasil pembangunan. Jika aktivitas dilakukan di darat, sisi akses internet dan telepon seluler makin meningkat.
Tambahan kapasitas tersebut awalnya untuk keperluan operasional perusahaan. Akan tetapi, suka atau tidak suka dapat dinikmati oleh masyarakat di Maluku, khususnya pada dua wilayah "sekandung" Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya.
Kondisi tersebut memungkinkan terjadi kelancaran komunikasi birokrasi antarwilayah, pusat dan daerah, serta aktivitas bisnis tentunya.
Masih terlalu banyak manfaat ganda dalam berbagai sendi kehidupan manusia yang akan disumbangkan kegiatan ini jika betul-betul dibangun dengan kesungguhan dan kejujuran entah di darat atau di laut.
"Akan tetapi, bagi orang Maluku 'darat' harga mati sebab mereka yakin manfaat ganda yang diterima akan lebih besar kalau di darat," katanya. (Antara)