Monday, 13 April 2015

01:59:00
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Maluku Butuhkan Strategi Perlindungan Tradisi dan Budaya.
AMBON - Maluku cenderung dinilai sebagai wilayah kepulauan yang sangat membutuhkan peran strategi pembangunan kebudayaan dengan melakukan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman dan kesejarahan.

“Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, meski saat ini telah terjadi perubahan zaman dengan masuknya budaya asing,”demikian disampaikan Kepala  Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Ambon, Stevanus Tiwery, saat menyampaikan materi dalam Seminar Kebudayaan Maluku,Kamis (10/4).

BPNB Ambon ini lanjut Tiwery, merupakan salah satu UPT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan memiliki wilayah kerja di Maluku dan Maluku Utara.

Tiwery akui, BPNB Ambon memiliki tanggung jawab yang besar untuk pelestarian sejarah dan budaya di Maluku.

Banyak program serta kegiatan yang akan dilakukan pada 2015 ini, diantaranya, menelusuri kehidupan orang Kajobi di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru,Suku Kamolang di Pulau Kisar, merekam tradisi lisan masyarakat Banda Eli dan Banda Elat, menelusuri jejak-jejak sejarah kemaritiman di Banda Kabupaten Maluku Tengah, begitu juga dengan bentuk-bentuk perkawinan di Tanimbar.

Perekaman upacara adat di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), fasilitasi pelestarian nilai budaya di Piru, Masohi dan Pulau Ambon, pencatatan Warisan Budaya  tak Benda (WBTB) Pela Gandong di Pulau Ambon.

Ada juga perekaman WBTB arsitektur tradisional di Pulau Saparua, Sasi dan Sagu, serta perekaman WBTB Sopi di Pulau Ambon.

“Sejarah dan budaya ini sumberdayanya sangat luar biasa dan selalu mewarnai kehidupan  masyarakat,” terangnya. [AmbonEkspress]