Wednesday, 18 April 2012

10:05:00
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Nilai Panitia Curang, Kontingen Maluku Tenggara Barat (MTB) akan Kembalikan Medali. AMBON - Kontingen Maluku Tenggara Barat (MTB) mengancam mengembalikan seluruh medali yang mereka raih kepada pihak penyelenggara pekan olahraga provinsi Maluku (POPMAL) II/2011 jika hasil Cabor Pencak Silat tidak segera dianulir.

"Jika Cabor Pencak Silat tidak segera dianulir oleh KONI Provinsi Maluku dan penyelenggara POPMAL II, maka kami akan memutuskan dengan cara kami, yakni kembali ke daerah kami dan mengembalikan seluruh medali yang kami raih kepada pihak penyelenggara. Itu sikap kami. Kami tidak ingin pulang dengan rasa tidak puas dan teraniaya karena POPMAL II ini," tegas Ketua Umum KONI MTB, Bitzael Silvester Temmar kepada pers, Rabu (23/2), di Ambon.

Ketidakpuasan skuad julukan Kalwedo itu disebabkan pada cabang olahraga Pencak Silat, ternyata pesilat MTB dicurangi pesilat Maluku Tenggara (Malra), namun kemenangan justru diberikan kepada Malra. Kenampakan kecurangan pada cabor Pencak Silat menurut Temmar sangat jelas dan hal itu dibiarkan terjadi oleh penyelenggara POPMAL II/2011.

"Kami datang dari MTB tentu dengan berbagai kesulitan. Kami akui miskin dan tertinggal. Kami mengalokasikan dana yang cukup banyak. Datang menggunakan kapal dengan perjalanan yang cukup sulit, dengan maksud yang luhur POPMAL berlangsung dengan baik dalam ikatan tali silaturahmi di antara sesama atlet di provinsi Maluku. Kami berharap melalui POPMAL, Provinsi Maluku sudah harus melembagakan prestasi sebagai nilai baru di Maluku sebab hanya dengan prestasi Maluku dapat kita perbaiki dan kita bangun dengan baik," jelasnya.

Sayangnya kata Temmar, susah paya mereka dicederai secara sangat sengaja. "Ada gol yang dianulir, padahal sebelumnya sudah disahkan oleh wasit. Ada wasit yang dengan sengaja membiarkan kontingen-kontingen lain melakukan pelanggaran dan menghukum kami jika kami melakukan pelanggaran. Ada wasit yang bertukar baju dan kemudian menjadi pemain dari kontingen lain. Bahkan wasit yang ditunjuk memimpin pertandingan dengan daerah asal dari wasit tersebut. Dan kami dirugikan. Praktek-praktek yang menciderai pelaksanaan POPMAL II ini sangat disayangkan," ungkap Temmar.

Ia kemudian mengutarakan kenapa praktek-praktek kecurangan itu harus terjadi. Alasannya, karena sasaran-sasaran kualitatif dari pelaksanaan POPMAL II ini ternyata diberangus sendiri oleh para penyelenggara.

Herannya tambah Temmar, KONI Provinsi Maluku malah mendiamkan praktek-praktek yang salah seperti yang disebutkan di atas. Ditegaskan, bukan medali emas yang menjadi target kontingen MTB. Akan tetapi pengakuan terhadap prestasi yang dicapai atlet MTB itu yang paling penting.

"Jadi jelas nampak terlihat bahwa mereka-mereka yang berkepentingan dalam POPMAL II ini tidak akan membiarkan atlet kami menjadi juara dan juga dengan sengaja mau memberikan medali emas itu kepada daerah lain. Silahkan saja. Kami samasekali tidak memerlukan medali emas. Yang kami perlukan ialah pengakuan terhadap prestasi-prestasi atlit-atlit kami," akuinya.

Mantan anggota DPRD Provinsi Maluku yang juga Sekretaris DPD PDI-P Maluku itu mengaku sangat menyesal dengan cara-cara yang diperlihatkan penyelenggara POPMAL II/ 2011.

Dikatakan, cara-cara seperti yang diperlihatkan penyelenggara POPMAL II dengan sendirinya menegaskan bahwa firosip identitas masih saja menjadi ministering berpikir dari elit kita di daerah ini termasuk dibidang olahraga.

"Jadi walaupun kami berprestasi tapi rupanya ada anggapan bahwa kami ini dari belakang tanah. Oleh karena itu MTB dapat saja dengan sesuka hati dirugikan," ujarnya. [Siwalima]