Warga Sangliat Krawain Minta PN Saumlaki Tunda Eksekusi Lahan |
- Warga Sangliat Krawain Minta PN Saumlaki Tunda Eksekusi Lahan
- Keluarga Apresiasi Kinerja Polisi Dalami Tewasnya Neksi Lambatir
- Abdul Mukti Keliobas Lantik 3 Kepala Negeri di Seram Bagian Timur
- Gempa 6,5 SR Guncang Maluku Barat Daya, Tidak Berpotensi Tsunami
- KPPN Saumlaki Motivasi Masyarakat Tanimbar Tanam Pohon
Warga Sangliat Krawain Minta PN Saumlaki Tunda Eksekusi Lahan Posted: 01 Dec 2018 07:32 PM PST ![]() SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Warga Desa Sangliat Krawain, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku pada Kamis (29/11) pukul 09.20 WIT melakukan aksi damai di depan Kantor Pengadilan Negeri (PN) Saumlaki. Berdasarkan informasi yang dihimpun Lelemuku.com, meski hujan deras, aksi damai dalam menyampaikan aspirasi yang dihadiri oleh sekitar 250 warga itu meminta penundaan eksekusi lahan di perbatasan antara Desa Sangliat Krawain dan Desa Arui Bab berdasar pada hasil Putusan Pengadilan terhadap Perkara Perdata Gugatan Nomor 51/Pdt.G/PN Saumlaki. Dalam orasinya massa yang menggunakan 4 unit truck dan kendaraan lainnya ini meminta agar PN Saumlaki dapat menunda pelaksanaan eksekusi tersebut. Hal ini ditanggapi PN dengan melakukan mediasi dengan 3 perwakilan massa yakni Agapitus Melwatan Ketua BPD Sangliat Krawain, Aloisius Melwatan Sekretaris Desa (Sekdes) Sangliat Krawain dan Yohanis Silan, Tokoh masyarakat Sangliat Krawain. Sementara bersama dengan Ketua PN Saumlaki, Ronald Lauterboom SH., MH, mediasi itu juga dihadiri oleh Kapolres MTB, AKBP Andre Sukendar, SIK, Wakapolres MTB Kompol Lodevicus Tethool, Pantera Pengganti Atus Larwuy, Kasat Intelkam Ipda Jacob C. Oraplean dan Kasat Reskrim Iptu Jonatan Soetrisno. Yohanis Silan didepan para aparat hukum menyatakan bahwa pihaknya merasa ada penutupan informasi dari Kepala Desa Sangliat Krawain sehingga informasi terkait masalah ini tidak diketahui secara terbuka oleh masyarakat. "Kehadiran masyarakat desa Sangliat Krawain hari ini meminta untuk dilakukan penundaan eksekusi. Sebab Kepala Desa Sangliat Krawain tidak transparan terhadap permasalahan eksekusi tersebut dan kami merasa dibodohi," ungkap dia. Hal senada diakui Ketua BPD Sangliat Krawain, Agapitus Melawatan dengan menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui jalannya proses hukum sengketa ini, sehingga ketika putusan hukumnya diambil, pihaknya tidak merasa ikut terlibat langsung. "Kami masyarakat desa Sangliat Krawain merasa resah dan memohon untuk dilakukan penundaan eksekusi. Sebab kami masyarakat desa Sangliat Krawain selama ini tidak mengetahui jalannya proses perkara tersebut," ujar dia. Menanggapi aspirasi warga tersebut, Kepala PN Saumlaki, Lauterboom menyatakan pihaknya akan tetap melaksanakan eksekusi mengingat putusan perkara sudah mencapai 3 bulan dan sudah sesuai mekanisme dan aturan hingga ke tahap eksekusi. "Perlu dilakukan sosialisasi oleh Pemerintah Desa kepada masyarakat desa Sangliat Krawain. Saya belum Aanmaning terhadap putusan tersebut dengan memberikan peringatan untuk pelaksanaan putusan pengadilan kepada kedua belah pihak yang bersengketa untuk saling berkoordinasi untuk menemukan kesepakatan," ujar dia. Selanjutnya Kapolres Sukendar menyatakan, Polres MTB siap melaksanakan eksekusi tersebut sehingga dapat berjalan dengan aman dan lancar. "Kami siap mengamankan keputusan tersebut dan meminta kepada masyarakat desa Sangliat Krawain agar tetap menjaga keamanan dan kelancaran, baik saat penyampaian aspirasi maupun pelaksanaan eksekusi nantinya," ujar dia. ![]() Setibanya di Kantor Camat Wertamrian, massa kembali melakukukan aksi dan menyampaikan tuntutan dihadapan Sekretaris Camat (Sekcam) Agustinus Narantery, S.STP didampingi Kapolsek Wertamrian Iptu Zakarias.J.W. Taborat. Dalam orasinya disampaikan bahwa pada tanggal 24 September 2018 ada kesepakatan dari dua pejabat Desa Arui Bab dan Sangliat Krawain yang menyatakan bahwa kedua desa dilarang membuka lahan kebun baru pada daerah sengketa sampai dengan adanya eksekusi lahan sengketa oleh pihak pengadilan serta akan memberikan sanksi bagi yang melanggar "Setelah perjanjian itu dibuat apa yang terjadi ternyata pihak yang menyetujui yaitu Desa Arui Bab melakukan pelanggaran dimana melakukan bakar - bakar untuk membuat kebun baru sementara Desa Sangliat Krawain mematuhi apa yg menjadi kesepakatan bersama sehingga kami meminta pihak kecamatan menindak tegas warga masyarakat yg membuat melanggaran dengan menjujung tinggi hukum yg berlaku. Kami menunggu dalam waktu tujuh hari apabila pihak kecamatan dan pihak berwenang tidak menindaklanjuti aksi unjuk rasa ini maka kami akan datang kembali ke tempat ini," ujar perwakilan warga yang berunjuk rasa. Aspirasi dan tuntutan tertulis itu kemudian diserahkan kepada Camat Wertamrian melalui Sekertaria Camat Wertamrian. Aksi damai itu sendiri selesai pada pukul 12.45 WIT dengan kondisi aman dan tertib. (Albert Batlayeri) |
Keluarga Apresiasi Kinerja Polisi Dalami Tewasnya Neksi Lambatir Posted: 01 Dec 2018 08:28 AM PST ![]() Menurut Johanis Kopong, perwakilan keluarga korban yang berada di Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, keluarga besar dari korban Andreas Lambatir memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang terus menindaklanjuti masalah yang masih menjadi polemik di masyarakat Kota Larat dan sekitarnya. "Kami sempat terhubung dengan Kapolsek Tanimbar Utara membenarkan bahwa sampai saat ini kasusnya belum terungkap sepenuhnya, namun pihak polres telah mengumpulkan barang bukti berupa topi korban, sepotong kayu berdarah dan pelepah kayu yang terdapat darah untuk nantinya diselidiki oileh laboratorium forensik kepolisian," ungkap dia kepada Lelemuku pada Minggu (25/11). Dikatakan ini merupakan perkembangan yang berarti bagi keluarga yang hingga saat ini masih berduka karena sampai saat ini belum ada titik terang uintuk mengungkapkan penyebab kematian. "Pihak polres juga telah memberikan penjelasan dan perkembangan terakhir hasil penyelidikan dan berharap keluarga korban bersabar dan tidak emosional tanpa mencurigai pihak-pihak manapun dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak polsek Tanimbar Utara dan Polres MTB untuk segera ungkap aktor pelaku dan menetapkan tersangka," harap Kopong. Dirinya mewakili keluarga besar korban di Larat dan Saumlaki juga menyatakan terima kasih kepada pihak kepolisian dan seluruh pihak terkait yang selama ini membantu pihaknya menemukan korban pada awal November lalu. "Kami selaku keluarga korban di saumlaki dan di larat sangat mengapresiasi kerja keras bapak Kapolres Tanut. Terbukti dengan adanya perintah langsung bapak kapolsek kepada anggotanya untuk langsung terjun ke tkp turut mengevakuasi jasad Andreas yang ditemukan itu," ujar dia. Ia juga berharap agar niat baik aparat kepolisian ini dapat terjaga dan semakin ditingkatkan sehingga niat tulus guna mengungkapkan sebab sebenarnya meninggalnya Andreas Neksi Lambatir ini dapat terungkap dengan terbuka dan dapat diketahui oleh keluarga dan warga Larat. "Kami dukung dalam doa semoga bapak kapolsek dan jajaran anggota dapat mengukir prestasi atas peristiwa ini dan sekaligus kami sampaikan permohonan maaf kepada bapak kapolsek bila selama ini ada ujaran perkataan emosional dari pihak keluarga korban yang berduka," ungkap Kopong. Kopong sebelumnya menyatakan Andreas yang ditemukan tewas di pantai pasir pendek merupakan pria baik-baik yang tidak bermasalah dengan warga di Kota Larat. "Andreas sudah berumah tangga, memiliki satu istri dan 3 orang anak. Dia dikenal ramah dengan siapa saja dan suka membantu orang-orang disekitarnya," ungkap dia pada Kamis (8/11). Dikatakan pada Jumat (2/11) jam 8 malam korban dijemput dirumahnya dan diajak oleh 5 orang temannya yakni SW, YM, AS, AS dan M untuk pergi memancing di Pasir Pendek yang lokasinya jauh dari Kota Larat. Andreas dibonceng dengan sepeda motor oleh SW. Ketika mereka selesai memancing, kelima teman korban kembali ke Larat tapi mereka tidak bersama sama dengan korban. Mereka mengira korban sudah pulang lebih dahulu dari lima orang itu. "Mereka mengatakan bahwa korban pulang lebih awal, sementara korban sewaktu pergi dibonceng oleh temannya. Bagaimana korban bisa pulang sementara diseputaran tempat itu tidak ada kendaraan lain dan tempatnya pun jauh dari jalan utama," ujar adik ipar dari korban tersebut. Kopong menyatakan, keterangan dari kelima teman korban juga berbeda-beda, sehingga pihak keluarga menjadi bingung dan tidak mempercayai pernyataan tersebut. Sehingga pihaknya melaporkan hal ini ke Polsek Tanut dan majelis gereja guna mencari korban yang hilang selama dua hari tersebut. "Setelah hilangnya korban, pencarian pun dilakukan dibantu pihak keamanan dan warga setempat. Akhirnya dua hari kemudian barulah korban ditemukan dibawah pohon lontar dengan tubuh yang sangat mengenaskan, tubuh membengkak, berwarna hitam, mulai membusuk dipenuhi belatung," kata dia. ![]() Masih Didalami Hingga saat ini Kepolisian Resort (Polres) MTB masih mendalami kasus tewasnya Andreas Neksi Lambatir yang mayatnya ditemukan tak bernyawa setelah masyarakat dan aparat melakukan pencarian selama 3 hari. Menurut Kasat Reskrim MTB, Iptu Jonatan Sutrisno pihaknya melalui Kepolisian Sektor (Polsek) Tanimbar Utara saat ini terus berupaya melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus yang sudah sepekan ini masih menggantung. Termasuk mengamankan dan meneliti barang bukti diantaranya topi korban, batang kayu dan darah dari TKP. "Penyidik baik polres dan polsek masih terus lakukan pengembangan untuk mengumpulkan bukti-bukti diantaranya mencoba untuk memaksimalkan lagi keterangan-keterangan saksi untuk dipertajam lagi. Baik penyidik Polsek maupun Polres yang membackup penanganan kasus disana sudah mengambil langkah-langkah diantaranya sudah melakukan olah TKP, kita juga sudah melakukan pemeriksaan kepada beberapa orang saksi diantaranya kelima teman korban yang bersama-sama pergi memancing pada saat itu," ujar dia kepada wartawan pada Sabtu (10/11). Terkait lima saksi yang menjadi kunci terungkapnya kasus ini, dikatakan masih perlu pendalaman sebab belum ada titik terang yang mengarah pada pelaku pembunuhan tersebut. "Keterangan dari kelima teman korban belum memberikan arah kepada seseorang yang sifatnya melakukan sesuatu tindakan kekerasan terhadap korban, hingga menyebabkan korban meninggal dunia," papar dia. Sementara terkait tudingan keluarga terhadap salah satu saksi, SW. Dikatakan hal itu juga akan didalami, sehingga kasus ini dapat dibongkar dan pelakuknya dapat ditahan. "Untuk saksi SW, pada intinya mereka bersama-sama berboncengan dengan teman lainnya ke TKP. Apakah korban dengan SW ada hubungan baik, bagaimana kesehariannya, sebelum kejadian ini apakah mereka ada masalah, ada hubungan bisnis atau hal yang bisa menimbulkan emosional atau dendam. Hal-hal inilah yang perlu kita dalami," papar Sutrisno. Kepolisian juga, ungkap Kasat Reskrim, akan menjalin komunikasi dengan semua pihak guna mencari tahu latar belakang dari korban. "Kami juga telah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk meminta bantuan partisipasi mungkin bisa mencari tau keberadaan korban sehari-hari, apakah ada masalah sebelumnya atau persoalan-persoalan lain yang bisa menimbulkan kecemburuan diantara teman-temannya," ujar dia. Sementara hasil pemeriksaan terhadap jenazah Andreas yang mengenaskan saat ditemukan, Sutrisno menyatakan hal itu harus dikonfirmasi ke dokter yang saat itu bertugas melakukan pemeriksaan korban. "Kami tidak punya kewenangan mengomentari kondisi mayat dan memberikan kesimpulan dan penilaian, kenapa bisa sampai begitu, sebab yang bisa mengomentari dari dokter. Intinya kami akan terus berupaya lakukan penyelidikan guna ungkap kasus ini," tandas dia. (Albert Batlayeri) |
Abdul Mukti Keliobas Lantik 3 Kepala Negeri di Seram Bagian Timur Posted: 01 Dec 2018 06:51 AM PST ![]() Selain Bupati Keliobas, Hadir dalam pelantikan itu, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Dataran Hunimua, Camat Tutuk tolo, Pimpinan OPD dan Masyarakat ketiga Negeri. Dalam kesempatan itu Bupati Keliobas berpesan kepada ketiga kepada kepala Negeri untuk menjadi pemimpin yang amanah, yang mampu merangkul semua masyarakat desa, selalu transparan dalam mengelola dana desa. "Kepala negeri mampu bekerjasama dengan jajarannya untuk mensejahterakan rakyat di negeri yang dipimpinnya," pinta dia.. Dana desa yang diberikan pemerinta pusat kepada desa ditambah dengan alokasi dana desa dari pemerintah kabupaten diharapkan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepetingan pribadi. "DD dan ADD yang hampir 1 Miliyar itu harus dikelola dengan baik dan trasnparan. Setiap tahun desa menerima DD dan ADD seharusnya sudah mampu mensejahterakan Rakyat di Negeri masing". Ujar Bupati. Menyikapi kondisi SBT saat ini terkait Gizi Buruk, Bupati menginstruksikan kepada ketiga Kepala Negeri dan juga kepada kepala kepala Negeri di setiap kecamatan untuk wajib mendata dan menyampaikan perkembangan terkini tentang jumlah jiwa, yang lahir, menikah, meninggal dan sakit kepada pemerintah Kabupaten melalui Dinas setiap bulannya. "Hal ini dilakukan untuk dapat mengontrol perkembangan desa dan juga mencegah dan meminimalisir hal hal yang terjadi di masyarakat," harap dia. (HumasSBT) |
Gempa 6,5 SR Guncang Maluku Barat Daya, Tidak Berpotensi Tsunami Posted: 01 Dec 2018 06:04 AM PST ![]() SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Gempa Bumi dengan magnitude 6.5 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku pada Sabtu (1/12) pukul 22.27 WIT. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Karangpanjang Ambon, Sunardi, S.Kom, gempa yang terjadi di dekat perairan Pulau Damar ini dengan koordinat 7.66 Lintang Selatan (LS) dan 128.83 Bujur Timur (BT). Gempa yang berada diantara Kepulauan Damer, Babar, Sermata, Leti dan Romang ini yang rata-rata berjarak sekitar 100 km dari pulau-pulau tersebut berada pada kedalaman 162km dari permukaan laut. Meskipun gempa ini terasa hingga ke Saumlaki di Kepulauan Tanimbar yang berjarak 276 km arah Barat, BMKG menyatakan tidak ada potensi tsunami. (Albert Batlayeri) |
KPPN Saumlaki Motivasi Masyarakat Tanimbar Tanam Pohon Posted: 01 Dec 2018 05:27 AM PST ![]() SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Kepala Kantor Pelayanan Perbendahayaan Negara (KPPN) Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara (MTB), Provinsi Maluku, Teguh Irwono memimpin peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI) dengan Tema 'KPPN Saumlaki Go Green' pada Jumat (30/11). Menurut Kepala Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satuan Kerja (Satker) KPPN Saumlaki, Tommy Cahyono Adi Wijaya, kegiatan yang diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 28 November sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia (RI) Nomor 24 Tahun 2008 dan menyambut Bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional. Ia menuturkan seluruh pegawai tetap dan Pegawai Pemeritah Non Pegawai Negeri (PPNPN) dari KPPN Saumlaki menyelenggarakan kegiatan itu sebagai wujud terima kasih kepada bumi dengan memulai menanam tunas pohon terlebih dahulu karena dari dengan gerakan kecil ini akan mendapatkan manfaat yang besar di masa depan. "Dengan menanam pohon bukan berarti kita harus menanam pohon yang besar tetapi mulai dengan menanam tunas terlebih dahulu karena dari gerakan kecil ini manfaat akan kita terima di masa depan," tutur Wijaya kepada Lelemuku.com pada Jumat (30/11). Ia menjelaskan betapa pentingnya satu pohon bagi manusia, dimana fungsi utama dari pohon adalah untuk menghasilkan oksigen atau O2 yang berguna untuk manusia dan menyerap karbon dioksida atau Co2 karena terbalik dengan manusia, pepohonan akan bernafas dengan menyerap Co2 dan melepaskan O2. Disisi lain fungsi pohon sendiri sebagai penjaga lingkungan karena Negara Indonesia adalah Negara rawan bencana seperti longsir dan banjir. Pohon yang ada disekitar akan langsung menjadi tepat penyimpanan air yang diserap oleh tanah melalui akar-akar pohon, sehingga tumbuhan sangat strategis kehadirannya sebagai pencegah kerusakan lingkungan. Wijaya pun menambahkan lewat gerakan menanam pohon itu pihak KPPN Saumlaki mengajak dan memotivasi seluruh masyarakat Kepulauan Tanimbar untuk membudayakan gerakan menanam pohon karena dengan menanam pohon dapat menyelamatkan kehidupan dan dengan memelihara pohon berarti mencintai kehidupan. "Komitmen ini dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja serta masyarakat. Memang disini memerlukan kesadaran, pengorbanan waktu dan tenaga serta keteladanan atau kepahlawanan tersendiri untuk memulai saling mengajak dan melaksanakannya. Dengan menanam pohon kita hidupkan hidup kita sendiri, makhluk hidup lainnya dan lingkungan hidup global," tambahnya. (Laura Sobuber) |
You are subscribed to email updates from Lelemuku.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |