Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kedatangan Jenderal Gatot Nurmantyo Jadi Harapan di Selaru.
SAUMLAKI - Baru dalam sejarah, petinggi negara datang ke tanah kosong ini. Kami butuh bukan hanya kehadiran bapak, melainkan suara hati bapak," ujar Kepala Desa Lingat Melkisedek Baumaseh di Pulau Selaru, Saumlaki.
Baumaseh kemudian memberikan sofie, minuman khas dari Maluku dan kapur dengan dua lembar daun sirih. Digunakan sebagai pembungkus untuk dikunyah oleh sang tamu.
Acara dilanjutkan dengan sambutan tarian adat oleh delapan pemuda dan enam pemudi. Mereka memeragakan tarian perang. Para pemuda memegang anak panah dan busur, sementara para pemudi asyik melenggokkan badan.
Warga menyambut gembira kedatangan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, beserta rombongan pada awal Januari 2016 lalu. Bahkan menurut kepala desa, belum pernah ada pemimpin negara yang datang ke pulau ini.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo dijadwalkan mengunjungi Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, untuk meresmikan pelabuhan Tutu Kembong, Saumlaki, Rabu (6/4) ini.
Ya, Pulau Selaru merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Timor dan berbatasan dengan negara Australia. Secara administratif, termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Selaru, Kabupaten MTB, Provinsi Maluku. Pulau Selaru berada di sebelah selatan dari Pulau Yamdena.
Di pulau ini terdapat titik dasar (TD) nomor 106 dan titik referensi (TR) nomor 106A. Total luas wilayah pulau ini adalah 3.667,86 km². Meliputi luas daratan sebesar 353.87 km² dan luas laut untuk wilayah kelola kabupaten (0-4 mil) sebesar 1.015,51 km². Dan luas wilayah kelola provinsi (4-12 mil) sebesar 2.298,48 km². Secara geografis, pulau ini terletak di perairan Laut Arafura pada koordinat 08° 11' 02'' LS dan 130° 57' 43'' Bujur Timur.
Pulau Selaru merupakan satu kecamatan tersendiri dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten MTB. Terdiri atas tujuh desa: Adaut, Namtabung, Kandar, Lingat, Werain, Fursuy, dan Eliasa.
Desa Adaut merupakan ibu kota Kecamatan Selaru. Desa-desa di Selaru terletak di pesisir pantai. Adaut merupakan desa yang terluas, 223,09 km² atau sekitar 27 persen dari luas Kecamatan Selaru.
Sementara itu, Werain merupakan desa dengan luas terkecil, yaitu 82,63 km² atau sekitar 10 persen dari luas Kecamatan Selaru. Dari tujuh desa yang ada, hanya Adaut yang tergolong maju, sedangkan enam desa lainnya masih tertinggal.
Mimpi langka
Kedatangan rombongan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ke desa tertinggal itu, seperti sebuah mimpi bagi warga Desa Lingat. Peristiwa langka di republik yang sudah berusia lebih dari 70 tahun ini.
Menggunakan pakaian dinas lapangan tempur, bukan berarti tidak bisa senyum. Jenderal Gatot justru harus memperlihatkan senyum bersahabat, utamanya kepada anak-anak yang mengelilinginya.
Walaupun dalam kondisi letih, Gatot masih menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan anak-anak desa tersebut di pesisir pantai. Ia melirik ke arah kiri. Di sampingnya, dua anak perempuan sedang menikmati kue dari kaleng biskuit yang dibawa rombongan Panglima TNI.
Gatot memerhatikan seorang bocah sekolah dasar berkaus warna pink sedang memegang kue. Sedangkan temannya yang menggunakan kaus putih memasukkan tangannya ke dalam kaleng biskuit.
Ini bukan adegan rekayasa. Foto Jenderal Gatot memberikan kue-kue kepada bocah-bocah cilik di tepi pantai, menarik perhatian penulis. Alamiah, seperti bapak dengan anak-anaknya.
Itulah foto-foto yang dirilis Pusat Penerangan TNI pada awal Januari 2016. Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo; bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi, Nyonya Nenny Gatot Nurmantyo.
Mereka ditemani sejumlah asisten Panglima TNI, yakni Asisten Operasi, Mayjen Fransen G Siahaan; Asisten Teritorial, Mayjen Wiyarto; Asisten Logistik, Marsda Nugroho Prang Sumadi; serta Asisten Komunikasi Elektronika, Marsda Bonar H Hutagaol. Selain itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Tatang Sulaiman, dan Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayjen Doni Monardo.
Seusai meninjau tiga satuan prajurit di Ambon, mereka melanjutkan kunjungannya ke wilayah timur Indonesia. Panglima TNI beserta rombongan mendarat di Pulau Saumlaki. Sebelum tiba di Pulau Selaru, mereka merapat ke Satuan Radar TNI AU di Pulau Saumlaki.
Perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Selaru dari Bandara Mathilda di Pulau Saumlaki dengan menggunakan helikopter, dan mendarat di Desa Lingat.
"Saya mampir ke Satuan Radar TNI AU. Diinformasikan, dalam setahun ada empat sampai lima kali pelanggaran batas wilayah ekonomi eksklusif dari luar yang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, pangkalan yang paling dekat di sini adanya di Makassar," kata Gatot Nurmantyo di Pulau Selaru.
Panglima TNI juga mengatakan, Presiden Joko Widodo mengungkapkan untuk menjadi Poros Maritim Dunia, Indonesia harus memiliki keunggulan di darat, laut, dan udara.
Berdasarkan rencana awal, di atas tanah ini akan dibuat pangkalan udara (lanud) dengan panjang lintasan 1.500 meter. Tapi, ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3.000 meter, agar dapat menampung pesawat yang lebih besar.
Selain sebagai sarana pertahanan negara, Jenderal Gatot menyatakan, lanud ini juga dapat digunakan untuk lalu lintas pesawat swasta. Diharapkan, pembangunan lanud dapat membuka akses transportasi dan logistik yang lebih besar di Pulau Selaru.
"Karena selama ini, untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok, warga di Pulau Selaru harus menyeberang ke Pulau Saumlaki, menggunakan perahu cepat," kata Jenderal Gatot.
Di Desa Lingat, Pulau Selaru terdapat dua buah benteng peninggalan Kerajaan Enus, yaitu benteng perlindungan Panglima Niskihora Botai dan benteng perlindungan Panglima Nakanura Botai. Benteng-benteng tersebut berupa batu-batu yang disusun memanjang.
Di samping kedua benteng tersebut juga terdapat bekas lapangan terbang peninggalan zaman Belanda yang kemudian digunakan tentara Jepang. Bagi Jepang, landasan ini merupakan lokasi strategis untuk menempatkan pesawat tempurnya menuju Australia dalam perang pasifik raya, sebagai bagian dari perang dunia kedua.
Memang akhirnya tidak sempat digunakan Jepang, karena kalah dalam pertempuran di wilayah Maluku dan Irian oleh tentara Sekutu. Saat itu tentara Sekutu dipimpin Panglima Pasifik Barat Daya, Jenderal Douglas Mac Arthur.
Terakhir, TNI Angkatan Udara menggunakan landasan ini untuk persiapan menyerang posisi Belanda di Irian Barat pada peristiwa Trikora (Tri Komando Rakyat). Kini bekas landasan tersebut ditutupi ilalang dan tidak terurus.
Pulau-pulau terluar lainnya yang dikunjungi rombongan Jenderal Gatot adalah Lakor, Kaiwatu Moa, Leti, dan Wetar. Di Pulau Lakor terdapat mata air yang berjarak 500 meter dari bibir pantai. Termasuk mengunjungi Pos TNI AL Tanjung Tut Pateh yang berjarak 16 km dari Kaiwatu. Juga mengecek rumah dinas Koramil Serwaru serta Pos TNI AL di Pulau Kisar. Terakhir ke Desa Iwake di Pulau Wetar.
Beranda
»
kabupaten maluku tenggara barat
»
peristiwa
» Kedatangan Jenderal Gatot Nurmantyo Jadi Harapan di Selaru
Sunday, 22 April 2018