KALWEDO, TERNATE - Kebutuhan bahan pokok di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut), dalam sepekan terakhir masih mengalami fluktuatif dan meresahkan masyarakat Kota Ternate, karena sejak Desember 2016 hingga Januari Kebutuhan pangan belum kembali stabil.
"Namun, untuk persediaan tetap mencukupi karena persediaan aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Ternate," kata Kabid Perdagangan, Disperindag Kota Ternate, Chairul Saleh Arif di Ternate, Rabu.
Ia mengaku, kebutuhan pangan Ternate memang mengalami kenaikan harga, namun tidak terlalu segnifikan karena masih dapat dijangkau oleh masyarakat. Kenaikan sejumlah kebutuhan yang diakibatkan karena cuaca buruk, sehingga sejumlah pemasok ada yang terlambat menerima pemasokan barang dari luar Ternate, seperti Bawang, rica dan sayur mayur, sehingga mengakibatkan pada sejumlah kenaikan harga.
Chairul menambahkan, meskipun terjadi kenaikan namun persediaan tetap terjaga dan dipastikan bulan depan semua akan kembali normal seperti biasa, arena cuaca sudah mulai membaik dan transportasi laut sudah kembali normal, sehingga barang yang masuk melalui kapal sudah normal kembali.
Untuk itu, sejumlah harga yang mengalami kenaikan diantaranya cabe kriting, ikan bawang merah, namun masih mampu dijangkau oleh masyarakat dan persediaannya aman untuk kebutuhan masyarakat.
Dengan harapan, semakin membaiknya cuaca, maka sejumlah kebutuhan juga kembali stabil, karena cuaca buruk mampu mempengaruhi seluruh kebutuhan pangan namun saat ini cuaca sudah cukup membaik.
Bahkan, sejumlah stok pangan di Malut sebagian besar didatangkan dari luar Malut, karena stok pangan lokal belum mampu mengimbangi konsumsi masyarakat, khususnya untuk bumbu-bumbuan.
Sementara itu, Ketua Pemasok Pamasok Kota Ternate, Nursidik ketika dihubungi sebelumnya menyatakan, stok pangan yang ada di Malut sangat sedikit jumlahnya, untuk beberapa kali panen saja langsung habis.
Menurut dia, banyak petani yang ada di Malut ini menanamnya tidak telalu banyak, sehingga hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar hanya dalam beberapa kali panen.
Sehingga, untuk memenuhi pasar dari Malut, banyak pemasok yang mengambil barang dari luar, seperti tomat, cabe, bawang merah, bawang putih dan lianya, karena stok pangan lokal tidak mampu untuk menopang kebutuhan masyarakat.
Ia mencontohkan, pada saat panen raya bawang merah di Moti, bahkan dalam panen tersebut hasilnya tidak mencukupi hingga 5 ton, dengan hasil bawang merah untuk lima ton, pasar Bastiong saja dalam sehari pasti sudah habis apalagi di Pasar Bahari Berkesan. (antara)
"Namun, untuk persediaan tetap mencukupi karena persediaan aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Ternate," kata Kabid Perdagangan, Disperindag Kota Ternate, Chairul Saleh Arif di Ternate, Rabu.
Ia mengaku, kebutuhan pangan Ternate memang mengalami kenaikan harga, namun tidak terlalu segnifikan karena masih dapat dijangkau oleh masyarakat. Kenaikan sejumlah kebutuhan yang diakibatkan karena cuaca buruk, sehingga sejumlah pemasok ada yang terlambat menerima pemasokan barang dari luar Ternate, seperti Bawang, rica dan sayur mayur, sehingga mengakibatkan pada sejumlah kenaikan harga.
Chairul menambahkan, meskipun terjadi kenaikan namun persediaan tetap terjaga dan dipastikan bulan depan semua akan kembali normal seperti biasa, arena cuaca sudah mulai membaik dan transportasi laut sudah kembali normal, sehingga barang yang masuk melalui kapal sudah normal kembali.
Untuk itu, sejumlah harga yang mengalami kenaikan diantaranya cabe kriting, ikan bawang merah, namun masih mampu dijangkau oleh masyarakat dan persediaannya aman untuk kebutuhan masyarakat.
Dengan harapan, semakin membaiknya cuaca, maka sejumlah kebutuhan juga kembali stabil, karena cuaca buruk mampu mempengaruhi seluruh kebutuhan pangan namun saat ini cuaca sudah cukup membaik.
Bahkan, sejumlah stok pangan di Malut sebagian besar didatangkan dari luar Malut, karena stok pangan lokal belum mampu mengimbangi konsumsi masyarakat, khususnya untuk bumbu-bumbuan.
Sementara itu, Ketua Pemasok Pamasok Kota Ternate, Nursidik ketika dihubungi sebelumnya menyatakan, stok pangan yang ada di Malut sangat sedikit jumlahnya, untuk beberapa kali panen saja langsung habis.
Menurut dia, banyak petani yang ada di Malut ini menanamnya tidak telalu banyak, sehingga hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar hanya dalam beberapa kali panen.
Sehingga, untuk memenuhi pasar dari Malut, banyak pemasok yang mengambil barang dari luar, seperti tomat, cabe, bawang merah, bawang putih dan lianya, karena stok pangan lokal tidak mampu untuk menopang kebutuhan masyarakat.
Ia mencontohkan, pada saat panen raya bawang merah di Moti, bahkan dalam panen tersebut hasilnya tidak mencukupi hingga 5 ton, dengan hasil bawang merah untuk lima ton, pasar Bastiong saja dalam sehari pasti sudah habis apalagi di Pasar Bahari Berkesan. (antara)