![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-yT5O8fZGg7EVu8BE0z8T1GN7P7c4g81KKw46jUTO50UcqgcNihN7qQwSMO2Na3x6xbHGD6fJbfQQLkA6Sh6ks2XhP0F90qqMzfYcz_yp7rsmaqD_Uqdx07hjkVLnv_t7pZGIhU-Gcf6_/s400/images+%25282%2529.jpg)
"Laju pertumbuhan kemiskinan di Ambon pada 2014 sampai pada level 4,23 persen. Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan 2010 sebesar 7,67 persen," katanya di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menguraikan jumlah presentase penduduk miskin kota Ambon pada 2014 mengalami penurunan dibandingkan 2013.
"Upaya penurunan penduduk miskin melalui intervensi program pemberdayaan keluarga, yakni menekan jumlah rentan miskin menjadi miskin," ujarnya.
Richard mengakui, permasalahan kemiskinan dan lingkungan hidup menjadi perhatian serius Pemkot, mengingat Ambon sangat rentan terhadap berbagai bencana.
Untuk itu, pemerintah tetap memperhatikan pengendalian pemanfaatan ruang terutama di kawasan rawan bencana dan tetap mengacu pada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Dijelaskannya, peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan juga tetap menjadi perhatian.
Guna meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, pihaknya terus mengupayakan optimalisasi peran guru, sesuai standar kompetensi guru pada bidang studi tertentu.
"Selain itu pendistribusian sesusi rasio kebutuhan guru bidang studi tertentu, serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan," katanya.
Ditambahkannya, pelayanan dasar kesehatan dilakukan melalui optimalissi kinerja Puskesmas, Puskesmas pembantu, rawat inap serta peningkatan persalinan yang berkuaitas kepada masyarakat.
Demikian pula kata Richard, masalah HIV/AIDS tetap menjadi perhatian.Data Dinas Kesehatan tahun 2015 jumlah kasus HIV dan AIDS lebih rendah dibandingkan tahun 2014.
"Upaya pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS tidak bisa diabaikan, tetapi menjadi prioritas," tandasnya. (antara)